Friday, July 24, 2009

Pengaruh Insiden Bom terhadap Perubahan Harga Saham dan Daya Pulih Pasar Saham Pasca Insiden Bom.

Sub Judul:


Daya Pulih Pasar Saham Pasca Insiden Bom di Jakarta 17 Juli 2009*

Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS.**

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insiden bom terhadap perubahan harga saham dan daya pulih pasar saham pasca insiden bom di Jakarta tanggal 17 Juli 2009. Penelitian menggunakan metode sampling secara online terhadap 36 perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan. Data yang dianalisis bersumber data harga saham yang ditayangkan di cyber pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id serta data dari media TV yaitu MetroTV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar). Peubah utama yang diamati adalah: (1) harga saham sebelum insiden (16 Juli 2009), (2) harga saham setelah 8 jam insiden bom di Jakarta (17 Juli 2009 pada seat penutupan), (3) harga saham setelah 105 jam insiden bom (21 Juli 2009), dan perubahan harga saham antara sebelum dan setelah insiden bom di jakarta, yaitu antara 16 Juli dengan 17 Juli dan antara 16 Juli dengan 21 Juli. Selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui prosentase harga saham yang mengalami penurunan dan penaikan akibat peristiwa insiden bom di Jakarta setelah 8 jam insiden dan 105 jam insiden serta analisis daya pulih pasar saham pasca 105 jam insiden. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa peristiwa insiden bom di Jakarta berpengaruh terhadap penurunan sebagian besar harga saham yang diperdagangkan di Indonesia yaitu sebesar 69,44% setelah 8 jam insiden dan sebesar 30,56% setelah 105 jam insiden. Daya pulih pasar saham terhadap gejolak penurunan harga saham akibat insiden tergolong baik yaitu sebesar 55,99% setelah 105 jam insiden.

----------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan:

* : Judul penelitian mandiri

** : Pengamat Harga Saham.

I. Pendahuluan

Perubahan harga saham perusahaan yang diperdagangkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat keuntungan yang telah dicapai perusahaan, prospek baik masa depan perusahaan, pesaing perusahaan, arus modal luar dan dalam negeri, kondisi ekonomi nasional dan internasional, kondisi politik, kepastian hukum, dan kondisi keamanan dalam berusaha. Peristiwa insiden bom pada dua hotel di Jakarta (JM Mariot dan Ritz Carlton) berpengaruh terhadap rasa aman dalam berusaha sehingga berpengaruh terhadap gejolak perubahan harga saham. Besarnya pengaruh gejolak harga saham akibat insiden bom tersebut belum diketahui secara pasti. Selain itu, reaksi lanjutan pasar saham terhadap insiden belum diprediksi.

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui berapa besar pengaruh insiden bom terhadap perubahan harga saham dan kemampuan daya pulih pasar saham pasca insiden tersebut. Penelitian ini dilaksanakan secara online dengan kajian di dunia cyber pada web: http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id

Penelitian ini bertujuan:

1. untuk mengetahui Pengaruh dari peristiwa insiden bom di dua hotel Jakarta (hotel JW Mariot dan hotel Ritz Carlton) terhadap perubahan harga saham yang aktif diperdagangkan.

2. untuk mengetahui daya pulih pasar saham pasca insiden bom di Jakartan tersebut.



II. Bahan dan Metode Penelitian


2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara online (cyber) pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 dan hari Jumat tanggal 17 juli 2009 serta hari Selasa 21 Juli 2009.


2.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan terdiri dari 36 data harga saham perusahaan yang go publik dan aktif diperdagangkan meliputi harga saham dari perusahaan dengan kode berikut: AALI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BBKP, BDMN, PTBA, ANTM, BUMI, SMGR, TINS, ITMG, TLKM, BTEL, FREN, EXCL, MNCN, UNSP, BRPT, KLBF, JSMR, WIKA, UNVR, GGRM, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, TRUB, SMCB, ISAT, dan MEDC.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: komputer (laptop), jaringan internet, dan media TV yaitu Metro TV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar), serta software pergerakan harga saham yang tertayang pada web dengan alamat URL sebagai berikut: http://www.idx.co.id dan http://www.etrating.co.id.

2.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode sampling. Jumlah sampel yang diamati sebanyak 36 perusahaan yang sudah go publik. Ketigapuluh enam perusahaan ini termasuk kategori aktif diperdagangkan sahamnya berdasarkan website idx.co.id dan etrading.co.id serta disiarkan media televisi Metrotv (Bisnis Hari Ini) dan TVOne (Kabar Pasar).


2.4 Peubah Yang Diamati

Penelitian ini mengamati harga saham saat sebelum kejadian yaitu harga saham pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 dan harga saham saat 8 jam setelah kejadian yaitu pada sesi penutupan harga saham hari Jumat 17 Juli 2009 serta harga saham saat 105 jam setelah kejadian yaitu pada sesi penutupan harga saham hari Selasa 21 Juli 2009..

2.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan sehari sebelum kejadian insiden bom di Jakarta diselisihkan dengan harga saham pada 8 jam setelah kejadian insiden bom di Jakarta dan juga diselisihkan dengan harga saham pada 105 jam setelah kejadian insiden bom di Jakarta. Kedua data tersebut diselisihkan antara sebelum dan sesudah kejadian dan akan diperoleh nlai harga yang negatif, nol, dan positif. Nilai negatif menandakan bahwa harga saham mengalami penurunan setelah kejadian, nilai nol menandakan bahwa harga saham perusahan tersebut tidak dipengaruhi kejadian insiden dan nilai positif menandakan bahwa harga saham menaik setelah kejadian insiden. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk prosentase penurunan dan prosentase kenaikan harga saham akibat insiden pada waktu 8 jam pasca kejadian dan 105 jam pasca kejadian. Berikutnya dilakukan juga analisis daya pulih pasar saham dengan cara membandingkan antara nilai selisih prosentase penurunan harga saham pada 8 jam pasca kejadian bom dan prosentase penurunan harga saham pada 105 jam pasca kejadian dengan prosentase penurunan harga saham pada 8 jam pasca kejadian, dan ini dikalikan 100 prosen. Apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 50% maka dikategorikan memiliki daya pulih yang baik, dan sebaliknya dikatagorikan daya pulih kurang baik.


III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil kajian terhadap data sehari sebelum kejadian (Lampiran 1) dan data 8 jam setelah kejadian (Lampiran 2) diketahui bahwa terdapat 25 perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan atau sebesar 69,44%., 2 perusahaan yang harga sahamnya tetap tidak mengalami perubahan atau sebesar 5,56%, dan 9 perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan atau sebesar 25,00%.

Dua puluh lima (25) perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: AALI, ASII, BBNI, BBKP, ANTM, BUMI, TINS, ITMG, BTEL, FREN, MNCN, BRPT, KLBF, JSMR, WIKA, GGRM, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, TRUB, ISAT, dan MEDC.

Dua (2) perusahaan yang harga sahamnya tidak mengalami perubahan terdiri dari perusahaan dengan kode: SMGR dan EXCL.

Sembilan (9) perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: BBCA, BBRI, BMRI, BDMN, PTBA, TLKM, UNSP, UNVR, dan SMCB.

Berdasarkan hasil tersebut didapat bahwa 69,44% saham yang diteliti mengalami harga saham yang menurun atau diperoleh bahwa sebagian besar saham perusahaan mengalami pengaruh negatif atau mengalami penurunan harga saham akibat kejadian insiden bom di Jakarta pada 17 Juli 2009 yang lalu.

Terjadinya penurunan harga saham tersebut dikarenakan para investor khawatir terhadap dampak kelanjutan dari peristiwa insiden bom di Jakarta, sehingga sebagian besar mereka melakukan penjualan saham sehingga harga saham dari 25 perusahaan yang diteliti mengalami penurunan.

Akan tetapi, sebagian kecil dari para investor juga melakukan tindakan mengamanan terhadap dana mereka dengan cara melakukan peralihan dana ke pembelian saham pada perusahaan milik negara seperti: PTBA, TLKM, SMCB, BBRI, dan BMRI. Selain itu juga para investor juga mengalihkan dana dengan melakukan tindakan beli ke saham perbankan seperti: BBCA, BBRI, BMRI, dan BDMN. Peralihan dana tersebut dikarenakan investor memilih saham yang lebih aman sebagai bahan pertimbangan dana mereka saat insiden berlangsung, sehingga menyebabkan kenaikan harga saham sebanyak 25,00% dari jumlah saham yang diteliti..

Selanjutnya untuk mengetahui daya pulih pasar saham pasca insiden dapat diketahui salah satunya dari membandingkan perubahan harga saham saat insiden dengan perubahan harga saham setelah beberapa waktu pasca insiden.

Berdasarkan hasil analisis dari perubahan harga saham antara sebelum insiden (16 Juli 2009) dengan pasca insiden (21 Juli 2009) atau setelah 105 jam pasca insiden, didapakan bahwa terjadi perubahan harga saham yang menurun untuk 11 saham yang diteliti atau sebesar 30,56% saham yang mengalami penurunan dan terjadi perubahan harga saham meningkat untuk 20 saham yang diteliti atau sebesar 55,56% saham yang mengalami peningkatan harga sahamnya., serta terdapat 5 saham yang harga sahamnya tidak mengalami perubahan (13,89%).

Berdasarkan perubahan harga saham antara 16 juli ke 17 Juli dengan prosentase jumlah saham yang mengalami penurunan sebesar 69,44% dan perubahan harga saham antara 16 juli ke 21 Juli dengan prosentase jumlah saham yang menurun sebesar 30,56%, mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kontraksi harga saham pada pasar saham.

Nilai daya pulih pasar saham pasca insiden dapat diketahui dengan salah satu analisisnya berupa nilai perbandingan antara selisih prosentase penurunan jumlah saham saat hari insiden (17 Juli 2009) dan pasca insinden (21 Juli 2009) dengan prosentase saat hari insiden. Nilai daya pulih ini dihitung sebagai berikut:

Nilai daya pulih = { [ ( prosentase penurunan saat insiden – prosentase penurunan pasca insiden) / (prosentase penurunan saat insiden) ] x 100% }

Nilai daya pulih = ( [ (69,44% - 30,56%) / (69,44%) ] x 100% } = 55,99%

Nilai daya pulih yang terhitung pada hari Selasa 21 Juli 2009 atau setelah 105 jam pasca insiden sebesar 55,99% yang lebih besar dari 50% menandakan bahwa pasar saham memiliki daya pulih yang baik. Nilai ini memberi makna bahwa hanya dalam waktu yang relatif singkat kepanikan yang terjadi dalam pasar saham dapat terpulihkan lebih dari 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar saham setelah 105 jam insiden telah kembali pulih mendekati kondisi semula seperti sebelum insiden terjadi.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peristiwa insiden bom di dua hotel ternama di Jakarta (JM Mariot dan Ritz Carlton) pada hari Jumat 17 Juli 2009 pagi berpengaruh terhadap penurunan sebagian besar harga saham (69,44%).

2. Daya pulih Pasar Saham Indonesia tergolong baik, karena kondisi kepanikan pasar saham dapat pulih hanya dalam waktu 105 jam dari waktu insiden.

Lampiran:

Lampiran 1. Data harga saham sebelum insiden bom di Jakarta pada tanggal 16 juli 2009 dari 36 perusahaan.

------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan dan Harga Sebelum Insiden Bom (16 Juli 2009)

------------------------------------------------------------------------

1. AALI 16.750

2. ASII 27.750

3. BBCA 3.625

4. BBNI 1.810

5. BBRI 6.500

6. BMRI 3.350

7. BBKP 355

8. BDMN 4.776

9. PTBA 10.950

10. ANTM 1.920

11. BUMI 1.920

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.890

14. ITMG 19.550

15. TLKM 7.900

16. BTEL 129

17. FREN 57

18. EXCL 1.280

19. MNCN 275

20. UNSP 610

21. BRPT 1.230

22. KLBF 1.280

23. JSMR 1.650

24. WIKA 335

25. UNVR 10.700

26. GGRM 14.200

27. INTP 8.450

28. BLTA 790

29. META 118

30. RAJA 129

31. INDF 1.930

32. INCO 3.875

33. TRUB 168

34. SMCB 1.270

35. ISAT 5.150

36. MEDC 2.975

-------------------------------------------------------------------------

Lampiran 2. Data harga saham setelah 8 jam insiden bom di Jakarta dari 36 perusahaan.

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Harga Setelah 8 Jam Insiden Bom (17 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

1. AALI 16.550

2. ASII 27.250

3. BBCA 3.700

4. BBNI 1.780

5. BBRI 6.800

6. BMRI 3.375

7. BBKP 350

8. BDMN 4.900

9. PTBA 11.200

10. ANTM 1.900

11. BUMI 1.880

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.870

14. ITMG 19.500

15. TLKM 8.000

16. BTEL 126

17. FREN 56

18. EXCL 1.280

19. MNCN 270

20. UNSP 660

21. BRPT 1.190

22. KLBF 1.030

23. JSMR 1.620

24. WIKA 330

25. UNVR 10.850

26. GGRM 14.050

27. INTP 8.200

28. BLTA 760

29. META 117

30. RAJA 116

31. INDF 1.910

32. INCO 3.850

33. TRUB 164

34. SMCB 1.280

35. ISAT 5.050

36. MEDC 2.925

------------------------------------------------------------------------


Lampiran 3. Data perubahan harga saham dari 36 perusahaan (16 ->17 Juli 2009)

------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Perubahan Harga Saham

------------------------------------------------------------------------

1.. AALI (-) atau harga saham menurun

2. ASII (-) atau harga saham menurun

3. BBCA (+) atau harga saham menaik

4. BBNI (-) atau harga saham menurun

5. BBRI (+) atau harga saham menaik

6. BMRI (+) atau harga saham menaik

7. BBKP (-) atau harga saham menurun

8. BDMN (+) atau harga saham menaik

9. PTBA (+) atau harga saham menaik

10. ANTM (-) atau harga saham menurun

11. BUMI (-) atau harga saham menurun

12. SMGR (0) atau harga saham tidak berubah

13. TINS (-) atau harga saham menurun

14. ITMG (-) atau harga saham menurun

15. TLKM (+) atau harga saham menaik

16. BTEL (-) atau harga saham menurun

17. FREN (-) atau harga saham menurun

18. EXCL (0) atau harga saham tidak berubah

19. MNCN (-) atau harga saham menurun

20. UNSP (+) atau harga saham menaik

21. BRPT (-) atau harga saham menurun

22. KLBF (-) atau harga saham menurun

23. JSMR (-) atau harga saham menurun

24. WIKA (-) atau harga saham menurun

25. UNVR (+) atau harga saham menaik

26. GGRM (-) atau harga saham menurun

27. INTP (-) atau harga saham menurun

28. BLTA (-) atau harga saham menurun

29. META (-) atau harga saham menurun

30. RAJA (-) atau harga saham menurun

31. INDF (-) atau harga saham menurun

32. INCO (-) atau harga saham menurun

33. TRUB (-) atau harga saham menurun

34. SMCB (+) atau harga saham menaik

35. ISAT (-) atau harga saham menurun

36. MEDC (-) atau harga saham menurun

------------------------------------------------------------------------

Jumlah harga saham yang menurun = 25

Jumlah harga saham yang menaik = 9

Jumlah harga saham yang tidak berubah = 2

Prosentase jumlah saham yang harganya menurun = 69,44%

Prosentase jumlah saham yang harganya menaik = 25,00%

Prosentase jumlah saham yang harganya tidak berubah = 5,56%


Lampiran 4. Data harga saham setelah 105 jam pasca insiden bom di Jakarta dari 36 perusahaan.

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Harga Setelah 105 Jam Pasca Insiden Bom (21 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

1. AALI 18.150

2. ASII 27.600

3. BBCA 3.675

4. BBNI 1.800

5. BBRI 6.850

6. BMRI 3.575

7. BBKP 350

8. BDMN 4.875

9. PTBA 11.650

10. ANTM 2.000

11. BUMI 1.990

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.970

14. ITMG 20.950

15. TLKM 8.300

16. BTEL 129

17. FREN 55

18. EXCL 1.280

19. MNCN 270

20. UNSP 710

21. BRPT 1.210

22. KLBF 1.090

23. JSMR 1.630

24. WIKA 340

25. UNVR 10.750

26. GGRM 13.700

27. INTP 7.750

28. BLTA 790

29. META 125

30. RAJA 117

31. INDF 2.075

32. INCO 4.050

33. TRUB 168

34. SMCB 1.320

35. ISAT 5.300

36. MEDC 3.025

-------------------------------------------------------------------------


Lampiran 5. Data perubahan harga saham dari 36 perusahaan (21 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Perubahan Harga Saham

-------------------------------------------------------------------------

1.. AALI (+) atau harga saham menaik

2. ASII (-) atau harga saham menurun

3. BBCA (+) atau harga saham menaik

4. BBNI (-) atau harga saham menurun

5. BBRI (+) atau harga saham menaik

6. BMRI (+) atau harga saham menaik

7. BBKP (-) atau harga saham menurun

8. BDMN (+) atau harga saham menaik

9. PTBA (+) atau harga saham menaik

10. ANTM (+) atau harga saham menaik

11. BUMI (+) atau harga saham menaik

12. SMGR (0) atau harga saham tidak berubah

13. TINS (+) atau harga saham menaik

14. ITMG (+) atau harga saham menaik

15. TLKM (+) atau harga saham menaik

16. BTEL (0) atau harga saham tidak berubah

17. FREN (-) atau harga saham menurun

18. EXCL (0) atau harga saham tidak berubah

19. MNCN (-) atau harga saham menurun

20. UNSP (+) atau harga saham menaik

21. BRPT (-) atau harga saham menurun

22. KLBF (-) atau harga saham menurun

23. JSMR (-) atau harga saham menurun

24. WIKA (+) atau harga saham menaik

25. UNVR (+) atau harga saham menaik

26. GGRM (-) atau harga saham menurun

27. INTP (-) atau harga saham menurun

28. BLTA (0) atau harga saham tidak berubah

29. META (+) atau harga saham menaik

30. RAJA (-) atau harga saham menurun

31. INDF (+) atau harga saham menaik

32. INCO (+) atau harga saham menaik

33. TRUB (0) atau harga saham tidak berubah

34. SMCB (+) atau harga saham menaik

35. ISAT (+) atau harga saham menaik

36. MEDC (+) atau harga saham menaik

-------------------------------------------------------------------------

Jumlah harga saham yang menurun = 25

Jumlah harga saham yang menaik = 9

Jumlah harga saham yang tidak berubah = 2

Prosentase jumlah saham yang harganya menurun = 69,44%

Prosentase jumlah saham yang harganya menaik = 25,00%

Prosentase jumlah saham yang harganya tidak berubah = 5,56%

No comments:

Post a Comment