Monday, July 27, 2009

Pengaruh Pengumuman Hasil Pilpres oleh KPU terhadap Perubahan Harga Saham





Sub Judul:

Respons Pasar Saham terhadap Pengumuman KPU tentang Hasil Pilpres 25 Juli 2009*


Oleh:
Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS.**



Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengumuman hasil pilpres oleh KPU terhadap perubahan harga saham dan respons pasar saham pasca pengumuman KPU 25 Juli 2009. Penelitian menggunakan metode deskriptive analitik dengan teknik sampling secara online terhadap 38 perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan. Data yang dianalisis bersumber data harga saham yang ditayangkan secara online (cyber) pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id serta data dari media TV yaitu MetroTV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar). Peubah utama yang diamati adalah: (1) harga saham sebelum pengumuman KPU (23 dan 24 Juli 2009), (2) harga saham setelah pengumuman KPU (27 Juli 2009), (3) perubahan harga saham sebelum pengumuman KPU (23 ke 24 Juli), (4) perubahan harga saham pasca pengumuman KPU (24 ke 27 Juli). Selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui: (1) prosentase harga saham yang mengalami penurunan dan kenaikan sebelum pengumuman KPU, (2) prosentase harga saham yang mengalami penurunan dan kenaikan pasca pengumuman KPU, (3) perubahan prosentase penurunan dan kenaikan harga saham antara sebelum dengan pasca pengumuman KPU. Selanjutnya juga dianalisis prosentase respons positif pasar saham pasca pengumuman KPU. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa pengumuman hasil Pilpres oleh KPU tidak diikuti respons positif pasar saham. Peristiwa bersejarah di negeri yang berlangsung 5 tahun sekali ini berupa pengumuman hasil pilpres oleh KPU tidak mampu meningkatkan kenaikan harga saham, melainkan diikuti dengan penurunan kenaikan harga saham sebesar 2,63%, yaitu dari prosentase kenaikan harga saham sebelum pengumuman KPU 47,37% (24 Juli 2009) menjadi 44,74% pasca pengumuman KPU (27 Juli 2009). Respons positif pasar saham tergolong rendah yaitu 44,74% (<50%) class="MsoNormal">

I. Pendahuluan

Perubahan harga saham perusahaan yang diperdagangkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat keuntungan yang telah dicapai perusahaan, prospek baik masa depan perusahaan, pesaing perusahaan, arus modal luar dan dalam negeri, kondisi ekonomi nasional dan internasional, kondisi politik, kepastian hukum, dan kondisi keamanan dalam berusaha.

Peristiwa pengumuman hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden (pilpres) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu perisitiwa politik yang sangat penting bagi proses demokrasi di Indonesia. Peristiwa ini sangat menentukan masa depan 5 tahun mendatang bagi bangsa Indonesia dan termasuk juga masa depan kemajuan bidang ekonomi negara tersebut pada umumnya dan pasar finansial termasuk juga pasar saham khususnya.

Pengumuman hasil pilpres yang sesuai dengan harapan pasar akan diikuti dengan makin membaiknya kondisi pasar dan adanya respons positif pasar terhadap pengumuman tersebut. Pengumuman hasil pilpres yang tidak sesuai dengan harapan pasar akan diikuti dengan makin memburuknya kondisi pasar dan adanya respons negatif pasar terhadap pengumuman tersebut.

Penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar reaksi pasar saham pasca pengumuman pilpres oleh KPU dan juga ingin mengetahui berapa besar respons positif pasar terhadap pengumuman tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan secara online pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id

Tujuan Penelitian:

1. untuk mengetahui pengaruh pengumuman hasil pilpres oleh KPU terhadap perubahan harga saham yang aktif diperdagangkan.

2. untuk mengetahui prosentase respons positif pasar saham pasca pengumuman pilpres oleh KPU.

II. Bahan dan Metode Penelitian

2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara online (cyber) via internet pada web http://www.idx.co.id dan web http://www.etrading.co.id pada hari Kamis tanggal 23 Juli 2009 dan hari Jumat tanggal 24 Juli 2009 serta hari Senin 27 Juli 2009.

2.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan terdiri dari 38 data harga saham perusahaan yang go publik dan aktif diperdagangkan meliputi harga saham dari perusahaan dengan kode berikut: AALI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BBKP, BDMN, PTBA, ANTM, BUMI, SMGR, TINS, ITMG, TLKM, BTEL, FREN, EXCL, MNCN, UNSP, BRPT, KLBF, JSMR, WIKA, UNVR, GGRM, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, TRUB, PYPA, SMCB, ISAT, PGAS, dan MEDC.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: komputer (laptop), jaringan internet, dan media TV yaitu Metro TV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar), serta software pergerakan harga saham yang tertayang pada web dengan alamat URL sebagai berikut: http://www.idx.co.id dan http://www.etrating.co.id.

2.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptive dan Komparative secara sampling. Jumlah sampel yang diamati sebanyak 38 perusahaan yang sudah go publik. Ketigapuluh delapan perusahaan ini termasuk kategori aktif diperdagangkan sahamnya berdasarkan website http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id serta yang disiarkan media televisi di Metrotv (Bisnis Hari Ini) dan TVOne (Kabar Pasar).

2.4 Peubah Yang Diamati

Beberapa peubah yang diamati selama penelitian ini meliputi: (1) harga saham dari 38 perusahaan tersebut pada hari Kamis 23 Juli 2009 dan Jumat 24 Juli 2009, sebagai data sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU, (2) harga saham dari 38 perusahaan tersebut pada hari Senin 27 Juli 2009 yaitu hari pertama pembukaan pasar saham pasca pengumuman hasil pilpres oleh KPU.

2.5 Analisis Data

Analisis data yang dilaksanakan terdiri dari: (1) analisis perubahan harga saham dari hari Kamis 23 Juli 2009 ke hari Jumat 24 juli 2009, sebagai hasil analisis data sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU, (2) perhitungan prosentase jumlah saham yang mengalami kenaikan dan penurunan pada saat sehari sebelum pengumuman KPU, (3) analisis perubahan harga saham dari hari Kamis 24 Juli 2009 ke hari Senin 27 Juli 2009, sebagai hasil analisis data pasca pengumuman KPU, (4) perhitungan prosentase jumlah saham yang mengalami kenaikan dan penurunan pasca pengumuman KPU, dan (4) perhitungan prosentase respons pasar saham pasca pengumuman KPU.

Respons pasar saham didekati dari nilai perubahan sebelum dan sesudah pengumuman KPU. Respons ini terbagi kedalam tiga kategori respon, yaitu: (1) respons positif, (2) respons negatif, dan (3) tanpa respons atau respons nol.

1. Respons positif

Respons positif merupakan suatu respons pasar saham yang mengindikasikan suatu perubahan yang lebih baik. Respons positif ini mencakup perubahan-perubahan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman KPU sebagai berikut:

(1.1) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham dan selanjutnya setelah pengumuman KPU juga terjadi kenaikan harga saham.

(1.2) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi penurunan harga saham tetapi setelah pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham.

(1.3) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU tidak terjadi perbuahan harga saham (harga sahamnya tetap) tetapi setelah pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham.

2. Respons negatif

Respons negatif merupakan suatu respons pasar saham yang mengindikasikan suatu perubahan yang kurang baik. Respons negatif ini mencakup perubahan-perubahan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman KPU sebagai berikut:

(2.1) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham tetapi setelah pengumuman KPU tidak terjadi kenaikan (harga saham tetap).

(2.2) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi penurunan harga saham dan setelah pengumuman KPU juga terjadi penurunan harga saham.

(2.3) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU tidak terjadi perubahan (harga saham tetap) tetapi setelah pengumuman KPU terjadi penurunan harga saham.

perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham dan selanjutnya setelah pengumuman KPU juga terjadi kenaikan harga saham.

3. Tanpa respons.

Tanpa respons merupakan suatu kondisi perubahan harga saham yang semula sebelum pengumuman mengalami suatu perubahan tetapi setelah pengumuman KPU tidak menunjukkan adanya perubahan harga saham. Status tanpa respons ini mencakup beberapa kondisi sebagai berikut:

(3.1) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi kenaikan harga saham tetapi setelah pengumuman KPU tidak terjadi perubahan (harga saham tetap atau tidak berubah).

(3.2) perubahan harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU terjadi penurunan harga saham tetapi setelah pengumuman KPU tidak terjadi perubahan (harga saham tetap atau tidak berubah).

(3.3) harga saham pada saat sebelum pengumuman KPU tidak terjadi perubahan (harga saham tetap atau tidak berubah) dan setelah pengumuman KPU juga tidak terjadi perubahan (harga saham tetap atau tidak berubah).

III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan data harga saham pada tanggal 23 Juli 2009 (Lampiran 1) dan harga saham tanggal 24 Juli 2009 (Lampiran 2) diperoleh jumlah saham yang harganya mengalami kenaikan sehari sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU yaitu sebanyak 18 perusahaan dari 38 perusahaan yang diteliti pergerakan harga sahamnya atau sebesar 47,37%. Sedangkan jumlah saham perusahaan yang mengalami penurunan harga saham sebanyak 9 perusahaan atau sebesar 23, 68% dan yang tidak mengalami perubahan harga saham sebanyak 11 perusahaan atau 28,95% (Lampiran 3).

Kedelapan belas perusahaan yang harga saham mengalami kenaikan sehari sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: ASII, BBNI, BBRI, BMRI, BBKP, BDMN, SMGR, TINS, ITMG, TLKM, KLBF, WIKA, GGRM, INTP, BLTA, META, PGAS, dan

MEDC.

Sembilan perusahaan yang harga saham mengalami penurunan sehari sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: ANTM, MNCN, UNSP, BRPT, UNVR, RAJA, INCO, TRUB, dan SMCB.

Sebelas perusahaan yang harga saham tidak mengalami perubahan atau harga saham tidak berubah sehari sebelum pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: AALI, BBCA, PTBA, BUMI, BTEL, FREN, EXCL, JSMR, INDF, PYPA, dan ISAT.

Selanjutnya berdasarkan data harga saham tanggal 24 Juli 2009 (Lampiran 2) dan harga saham tanggal 27 Juli 2009 (Lampiran 4) diperoleh jumlah saham yang harganya mengalami kenaikan sehari setelah atau pasca pengumuman hasil pilpres oleh KPU yaitu sebanyak 17 perusahaan dari 38 perusahaan yang diteliti pergerakan harga sahamnya atau sebesar 44,74%. Sedangkan jumlah saham perusahaan yang mengalami penurunan harga saham sebanyak 9 perusahaan atau sebesar 23, 68% dan yang tidak mengalami perubahan harga saham sebanyak 12 perusahaan atau 31,58% (Lampiran 5).

Ketujuh belas perusahaan yang harga saham mengalami kenaikan sehari setelah pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: BBNI, PTBA, ANTM, BUMI, ITMG, TLKM, UNSP, BRPT, JSMR, UNVR, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, dan ISAT.

Sembilan perusahaan yang harga saham mengalami penurunan sehari setelah pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: ASII, BBRI, BMRI, BDMN, BTEL, FREN, GGRM, TRUB, dan PGAS.

Dua belas perusahaan yang harga saham tidak mengalami perubahan atau harga saham tidak berubah sehari setelah pengumuman hasil pilpres oleh KPU meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: AALI, BBCA, BBKP, SMGR, TINS, EXCL, MNCN, KLBF, WIKA, PYPA, SMCB, dan MEDC.

Berdasarkan perubahan harga saham sehari sebelum dan pasca pengumuman hasil pilpres oleh KPU yang disajikan dalam Lampiran 3 dan Lampiran 5, diketahui bahwa terjadi penurunan dari kenaikan harga saham di pasar saham, yaitu dari 47,37% sehari sebelum pengumuman KPU berubah menjadi 44,74% setelah pengumuman KPU, yaitu terjadei penuruna sebesar 2,63%. Selain itu tidak terjadi perubahan terhadap penurunan jumlah saham yang diperdagangkan antara sebelum dan sesudah pengumuman KPU yaitu tetap sebesar 23,68%. Sebaliknya terjadi peningkatan jumlah saham yang tidak mengalami perubahan antara sebelum pengumuman KPU yaitu sebesar 28,95% meningkat menjadi 31,58% setelah pengumuman KPU atau mengalami kenaikan jumlah saham yang harga saham tetap sebesar 2,63%.

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui bahwa perdagangan saham tidak berubah menjadi lebih baik pasca pengumuman pilpres oleh KPU, bahkan terjadi penurunan dari jumlah saham yang semula mengalami kenaikan, yaitu terjadi penurunan harga saham sebesar 2,63%. Dengan kata lain, bahwa pengumuman hasil pilpres oleh KPU tidak sesuai dengan harapan pasar saham. Hal ini dikarenakan pasca pengumuman masih meninggalkan banyak masalah sehingga menyebabkan terjadinya perpanjangan masa ketidak pastian yang sangat tidak diharapkan oleh para pihak yang aktif dalam perdagangan saham.

Walaupun demikian, kondisi global yang kian hari kian membaik sangat membantu sekali dalam peniadaan atau mengurangi pengaruh negatif dari kondisi ketidak pastian yang terjadi secara internal tersebut.

Respons pasar saham yang mungkin terjadi pasca pengumuman pilpres oleh KPU dapat berupa: (1) respons positif, (2) respons negatif , dan (3) respons nol atau tanpa respons. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa besarnya nilai respon positif pasca pengumuman KPU adalah sebesar: 6 + 6 + 5 = 17 dari 38. Nilai besarnya respons positif ini adalah sebesar = 17/38 x 100% = 44,74%. Besarnya nilai respons negatif adalah 6 + 1 + 2 = 9 dari 38, yaitu sebesar 23,68% dan besarnya nilai respons nol atau tanpa respons adalah 6 + 2 + 4 = 12 dari 38, yaitu sebesar 31,58%.

Nilai respons positif pasar saham pasca pengumumam pilpres oleh KPU yang nilainya kurang dari 50%, yaitu hanya 44,74% tersebut mengindikasikan bahwa pasar saham kurang memberikan respons positif yang cukup kuat untuk perbaikan kondisi pasar saham akibat dari pengumuman KPU. Respons positif yang terjadi masih tergolong rendah untuk dapat memperbaiki kondisi pasar saham.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peristiwa bersejarah berupa pengumumam hasil pilpres oleh KPU tanggal 25 juli 2009 tidak mempengaruhi kenaikan harga saham jika dibandingkan antara perubahan harga saham sebelum dan setelah pengumuman KPU.

2. Terjadi penurunan perubahan kenaikan harga saham antara sebelum dengan sesudah pengumuman KPU sebesar 2,63%.

3. Tidak terjadi respons positif yang cukup berarti dari pasar saham pasca pengumuman pilpres oleh KPU.

4. Peran perbaikan kondisi ekonomi global sangat membantu dalam mendorong perdagangan pasar saham di Indonesia dan mengurangi efek negatif dari perpanjangan ketidak pastian pasca pengumuman KPU.


Lampiran:


Lampiran-lampiran akan segera disusulkan.

Saturday, July 25, 2009

Respons Perdagangan Saham Pasca Pengumuman KPU 25 Juli 2009

Sub Judul:

Perubahan Harga Saham Pasca Pengumuman KPU

Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS



Segera menyusul hasil penelitian tentang:
Perubahan Harga Saham Pasca Pengumuman KPU 25 Juli 2009 Jam 10.30 WIB.

Friday, July 24, 2009

Pengaruh Insiden Bom terhadap Perubahan Harga Saham dan Daya Pulih Pasar Saham Pasca Insiden Bom.

Sub Judul:


Daya Pulih Pasar Saham Pasca Insiden Bom di Jakarta 17 Juli 2009*

Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS.**

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh insiden bom terhadap perubahan harga saham dan daya pulih pasar saham pasca insiden bom di Jakarta tanggal 17 Juli 2009. Penelitian menggunakan metode sampling secara online terhadap 36 perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan. Data yang dianalisis bersumber data harga saham yang ditayangkan di cyber pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id serta data dari media TV yaitu MetroTV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar). Peubah utama yang diamati adalah: (1) harga saham sebelum insiden (16 Juli 2009), (2) harga saham setelah 8 jam insiden bom di Jakarta (17 Juli 2009 pada seat penutupan), (3) harga saham setelah 105 jam insiden bom (21 Juli 2009), dan perubahan harga saham antara sebelum dan setelah insiden bom di jakarta, yaitu antara 16 Juli dengan 17 Juli dan antara 16 Juli dengan 21 Juli. Selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui prosentase harga saham yang mengalami penurunan dan penaikan akibat peristiwa insiden bom di Jakarta setelah 8 jam insiden dan 105 jam insiden serta analisis daya pulih pasar saham pasca 105 jam insiden. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa peristiwa insiden bom di Jakarta berpengaruh terhadap penurunan sebagian besar harga saham yang diperdagangkan di Indonesia yaitu sebesar 69,44% setelah 8 jam insiden dan sebesar 30,56% setelah 105 jam insiden. Daya pulih pasar saham terhadap gejolak penurunan harga saham akibat insiden tergolong baik yaitu sebesar 55,99% setelah 105 jam insiden.

----------------------------------------------------------------------------------------

Keterangan:

* : Judul penelitian mandiri

** : Pengamat Harga Saham.

I. Pendahuluan

Perubahan harga saham perusahaan yang diperdagangkan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: tingkat keuntungan yang telah dicapai perusahaan, prospek baik masa depan perusahaan, pesaing perusahaan, arus modal luar dan dalam negeri, kondisi ekonomi nasional dan internasional, kondisi politik, kepastian hukum, dan kondisi keamanan dalam berusaha. Peristiwa insiden bom pada dua hotel di Jakarta (JM Mariot dan Ritz Carlton) berpengaruh terhadap rasa aman dalam berusaha sehingga berpengaruh terhadap gejolak perubahan harga saham. Besarnya pengaruh gejolak harga saham akibat insiden bom tersebut belum diketahui secara pasti. Selain itu, reaksi lanjutan pasar saham terhadap insiden belum diprediksi.

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui berapa besar pengaruh insiden bom terhadap perubahan harga saham dan kemampuan daya pulih pasar saham pasca insiden tersebut. Penelitian ini dilaksanakan secara online dengan kajian di dunia cyber pada web: http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id

Penelitian ini bertujuan:

1. untuk mengetahui Pengaruh dari peristiwa insiden bom di dua hotel Jakarta (hotel JW Mariot dan hotel Ritz Carlton) terhadap perubahan harga saham yang aktif diperdagangkan.

2. untuk mengetahui daya pulih pasar saham pasca insiden bom di Jakartan tersebut.



II. Bahan dan Metode Penelitian


2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara online (cyber) pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 dan hari Jumat tanggal 17 juli 2009 serta hari Selasa 21 Juli 2009.


2.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan terdiri dari 36 data harga saham perusahaan yang go publik dan aktif diperdagangkan meliputi harga saham dari perusahaan dengan kode berikut: AALI, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BBKP, BDMN, PTBA, ANTM, BUMI, SMGR, TINS, ITMG, TLKM, BTEL, FREN, EXCL, MNCN, UNSP, BRPT, KLBF, JSMR, WIKA, UNVR, GGRM, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, TRUB, SMCB, ISAT, dan MEDC.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: komputer (laptop), jaringan internet, dan media TV yaitu Metro TV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar), serta software pergerakan harga saham yang tertayang pada web dengan alamat URL sebagai berikut: http://www.idx.co.id dan http://www.etrating.co.id.

2.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode sampling. Jumlah sampel yang diamati sebanyak 36 perusahaan yang sudah go publik. Ketigapuluh enam perusahaan ini termasuk kategori aktif diperdagangkan sahamnya berdasarkan website idx.co.id dan etrading.co.id serta disiarkan media televisi Metrotv (Bisnis Hari Ini) dan TVOne (Kabar Pasar).


2.4 Peubah Yang Diamati

Penelitian ini mengamati harga saham saat sebelum kejadian yaitu harga saham pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 dan harga saham saat 8 jam setelah kejadian yaitu pada sesi penutupan harga saham hari Jumat 17 Juli 2009 serta harga saham saat 105 jam setelah kejadian yaitu pada sesi penutupan harga saham hari Selasa 21 Juli 2009..

2.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan sehari sebelum kejadian insiden bom di Jakarta diselisihkan dengan harga saham pada 8 jam setelah kejadian insiden bom di Jakarta dan juga diselisihkan dengan harga saham pada 105 jam setelah kejadian insiden bom di Jakarta. Kedua data tersebut diselisihkan antara sebelum dan sesudah kejadian dan akan diperoleh nlai harga yang negatif, nol, dan positif. Nilai negatif menandakan bahwa harga saham mengalami penurunan setelah kejadian, nilai nol menandakan bahwa harga saham perusahan tersebut tidak dipengaruhi kejadian insiden dan nilai positif menandakan bahwa harga saham menaik setelah kejadian insiden. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk prosentase penurunan dan prosentase kenaikan harga saham akibat insiden pada waktu 8 jam pasca kejadian dan 105 jam pasca kejadian. Berikutnya dilakukan juga analisis daya pulih pasar saham dengan cara membandingkan antara nilai selisih prosentase penurunan harga saham pada 8 jam pasca kejadian bom dan prosentase penurunan harga saham pada 105 jam pasca kejadian dengan prosentase penurunan harga saham pada 8 jam pasca kejadian, dan ini dikalikan 100 prosen. Apabila nilai tersebut lebih besar atau sama dengan 50% maka dikategorikan memiliki daya pulih yang baik, dan sebaliknya dikatagorikan daya pulih kurang baik.


III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil kajian terhadap data sehari sebelum kejadian (Lampiran 1) dan data 8 jam setelah kejadian (Lampiran 2) diketahui bahwa terdapat 25 perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan atau sebesar 69,44%., 2 perusahaan yang harga sahamnya tetap tidak mengalami perubahan atau sebesar 5,56%, dan 9 perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan atau sebesar 25,00%.

Dua puluh lima (25) perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: AALI, ASII, BBNI, BBKP, ANTM, BUMI, TINS, ITMG, BTEL, FREN, MNCN, BRPT, KLBF, JSMR, WIKA, GGRM, INTP, BLTA, META, RAJA, INDF, INCO, TRUB, ISAT, dan MEDC.

Dua (2) perusahaan yang harga sahamnya tidak mengalami perubahan terdiri dari perusahaan dengan kode: SMGR dan EXCL.

Sembilan (9) perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: BBCA, BBRI, BMRI, BDMN, PTBA, TLKM, UNSP, UNVR, dan SMCB.

Berdasarkan hasil tersebut didapat bahwa 69,44% saham yang diteliti mengalami harga saham yang menurun atau diperoleh bahwa sebagian besar saham perusahaan mengalami pengaruh negatif atau mengalami penurunan harga saham akibat kejadian insiden bom di Jakarta pada 17 Juli 2009 yang lalu.

Terjadinya penurunan harga saham tersebut dikarenakan para investor khawatir terhadap dampak kelanjutan dari peristiwa insiden bom di Jakarta, sehingga sebagian besar mereka melakukan penjualan saham sehingga harga saham dari 25 perusahaan yang diteliti mengalami penurunan.

Akan tetapi, sebagian kecil dari para investor juga melakukan tindakan mengamanan terhadap dana mereka dengan cara melakukan peralihan dana ke pembelian saham pada perusahaan milik negara seperti: PTBA, TLKM, SMCB, BBRI, dan BMRI. Selain itu juga para investor juga mengalihkan dana dengan melakukan tindakan beli ke saham perbankan seperti: BBCA, BBRI, BMRI, dan BDMN. Peralihan dana tersebut dikarenakan investor memilih saham yang lebih aman sebagai bahan pertimbangan dana mereka saat insiden berlangsung, sehingga menyebabkan kenaikan harga saham sebanyak 25,00% dari jumlah saham yang diteliti..

Selanjutnya untuk mengetahui daya pulih pasar saham pasca insiden dapat diketahui salah satunya dari membandingkan perubahan harga saham saat insiden dengan perubahan harga saham setelah beberapa waktu pasca insiden.

Berdasarkan hasil analisis dari perubahan harga saham antara sebelum insiden (16 Juli 2009) dengan pasca insiden (21 Juli 2009) atau setelah 105 jam pasca insiden, didapakan bahwa terjadi perubahan harga saham yang menurun untuk 11 saham yang diteliti atau sebesar 30,56% saham yang mengalami penurunan dan terjadi perubahan harga saham meningkat untuk 20 saham yang diteliti atau sebesar 55,56% saham yang mengalami peningkatan harga sahamnya., serta terdapat 5 saham yang harga sahamnya tidak mengalami perubahan (13,89%).

Berdasarkan perubahan harga saham antara 16 juli ke 17 Juli dengan prosentase jumlah saham yang mengalami penurunan sebesar 69,44% dan perubahan harga saham antara 16 juli ke 21 Juli dengan prosentase jumlah saham yang menurun sebesar 30,56%, mengindikasikan bahwa terjadi penurunan kontraksi harga saham pada pasar saham.

Nilai daya pulih pasar saham pasca insiden dapat diketahui dengan salah satu analisisnya berupa nilai perbandingan antara selisih prosentase penurunan jumlah saham saat hari insiden (17 Juli 2009) dan pasca insinden (21 Juli 2009) dengan prosentase saat hari insiden. Nilai daya pulih ini dihitung sebagai berikut:

Nilai daya pulih = { [ ( prosentase penurunan saat insiden – prosentase penurunan pasca insiden) / (prosentase penurunan saat insiden) ] x 100% }

Nilai daya pulih = ( [ (69,44% - 30,56%) / (69,44%) ] x 100% } = 55,99%

Nilai daya pulih yang terhitung pada hari Selasa 21 Juli 2009 atau setelah 105 jam pasca insiden sebesar 55,99% yang lebih besar dari 50% menandakan bahwa pasar saham memiliki daya pulih yang baik. Nilai ini memberi makna bahwa hanya dalam waktu yang relatif singkat kepanikan yang terjadi dalam pasar saham dapat terpulihkan lebih dari 50%. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar saham setelah 105 jam insiden telah kembali pulih mendekati kondisi semula seperti sebelum insiden terjadi.

IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peristiwa insiden bom di dua hotel ternama di Jakarta (JM Mariot dan Ritz Carlton) pada hari Jumat 17 Juli 2009 pagi berpengaruh terhadap penurunan sebagian besar harga saham (69,44%).

2. Daya pulih Pasar Saham Indonesia tergolong baik, karena kondisi kepanikan pasar saham dapat pulih hanya dalam waktu 105 jam dari waktu insiden.

Lampiran:

Lampiran 1. Data harga saham sebelum insiden bom di Jakarta pada tanggal 16 juli 2009 dari 36 perusahaan.

------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan dan Harga Sebelum Insiden Bom (16 Juli 2009)

------------------------------------------------------------------------

1. AALI 16.750

2. ASII 27.750

3. BBCA 3.625

4. BBNI 1.810

5. BBRI 6.500

6. BMRI 3.350

7. BBKP 355

8. BDMN 4.776

9. PTBA 10.950

10. ANTM 1.920

11. BUMI 1.920

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.890

14. ITMG 19.550

15. TLKM 7.900

16. BTEL 129

17. FREN 57

18. EXCL 1.280

19. MNCN 275

20. UNSP 610

21. BRPT 1.230

22. KLBF 1.280

23. JSMR 1.650

24. WIKA 335

25. UNVR 10.700

26. GGRM 14.200

27. INTP 8.450

28. BLTA 790

29. META 118

30. RAJA 129

31. INDF 1.930

32. INCO 3.875

33. TRUB 168

34. SMCB 1.270

35. ISAT 5.150

36. MEDC 2.975

-------------------------------------------------------------------------

Lampiran 2. Data harga saham setelah 8 jam insiden bom di Jakarta dari 36 perusahaan.

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Harga Setelah 8 Jam Insiden Bom (17 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

1. AALI 16.550

2. ASII 27.250

3. BBCA 3.700

4. BBNI 1.780

5. BBRI 6.800

6. BMRI 3.375

7. BBKP 350

8. BDMN 4.900

9. PTBA 11.200

10. ANTM 1.900

11. BUMI 1.880

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.870

14. ITMG 19.500

15. TLKM 8.000

16. BTEL 126

17. FREN 56

18. EXCL 1.280

19. MNCN 270

20. UNSP 660

21. BRPT 1.190

22. KLBF 1.030

23. JSMR 1.620

24. WIKA 330

25. UNVR 10.850

26. GGRM 14.050

27. INTP 8.200

28. BLTA 760

29. META 117

30. RAJA 116

31. INDF 1.910

32. INCO 3.850

33. TRUB 164

34. SMCB 1.280

35. ISAT 5.050

36. MEDC 2.925

------------------------------------------------------------------------


Lampiran 3. Data perubahan harga saham dari 36 perusahaan (16 ->17 Juli 2009)

------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Perubahan Harga Saham

------------------------------------------------------------------------

1.. AALI (-) atau harga saham menurun

2. ASII (-) atau harga saham menurun

3. BBCA (+) atau harga saham menaik

4. BBNI (-) atau harga saham menurun

5. BBRI (+) atau harga saham menaik

6. BMRI (+) atau harga saham menaik

7. BBKP (-) atau harga saham menurun

8. BDMN (+) atau harga saham menaik

9. PTBA (+) atau harga saham menaik

10. ANTM (-) atau harga saham menurun

11. BUMI (-) atau harga saham menurun

12. SMGR (0) atau harga saham tidak berubah

13. TINS (-) atau harga saham menurun

14. ITMG (-) atau harga saham menurun

15. TLKM (+) atau harga saham menaik

16. BTEL (-) atau harga saham menurun

17. FREN (-) atau harga saham menurun

18. EXCL (0) atau harga saham tidak berubah

19. MNCN (-) atau harga saham menurun

20. UNSP (+) atau harga saham menaik

21. BRPT (-) atau harga saham menurun

22. KLBF (-) atau harga saham menurun

23. JSMR (-) atau harga saham menurun

24. WIKA (-) atau harga saham menurun

25. UNVR (+) atau harga saham menaik

26. GGRM (-) atau harga saham menurun

27. INTP (-) atau harga saham menurun

28. BLTA (-) atau harga saham menurun

29. META (-) atau harga saham menurun

30. RAJA (-) atau harga saham menurun

31. INDF (-) atau harga saham menurun

32. INCO (-) atau harga saham menurun

33. TRUB (-) atau harga saham menurun

34. SMCB (+) atau harga saham menaik

35. ISAT (-) atau harga saham menurun

36. MEDC (-) atau harga saham menurun

------------------------------------------------------------------------

Jumlah harga saham yang menurun = 25

Jumlah harga saham yang menaik = 9

Jumlah harga saham yang tidak berubah = 2

Prosentase jumlah saham yang harganya menurun = 69,44%

Prosentase jumlah saham yang harganya menaik = 25,00%

Prosentase jumlah saham yang harganya tidak berubah = 5,56%


Lampiran 4. Data harga saham setelah 105 jam pasca insiden bom di Jakarta dari 36 perusahaan.

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Harga Setelah 105 Jam Pasca Insiden Bom (21 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

1. AALI 18.150

2. ASII 27.600

3. BBCA 3.675

4. BBNI 1.800

5. BBRI 6.850

6. BMRI 3.575

7. BBKP 350

8. BDMN 4.875

9. PTBA 11.650

10. ANTM 2.000

11. BUMI 1.990

12. SMGR 5.500

13. TINS 1.970

14. ITMG 20.950

15. TLKM 8.300

16. BTEL 129

17. FREN 55

18. EXCL 1.280

19. MNCN 270

20. UNSP 710

21. BRPT 1.210

22. KLBF 1.090

23. JSMR 1.630

24. WIKA 340

25. UNVR 10.750

26. GGRM 13.700

27. INTP 7.750

28. BLTA 790

29. META 125

30. RAJA 117

31. INDF 2.075

32. INCO 4.050

33. TRUB 168

34. SMCB 1.320

35. ISAT 5.300

36. MEDC 3.025

-------------------------------------------------------------------------


Lampiran 5. Data perubahan harga saham dari 36 perusahaan (21 Juli 2009)

-------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Perubahan Harga Saham

-------------------------------------------------------------------------

1.. AALI (+) atau harga saham menaik

2. ASII (-) atau harga saham menurun

3. BBCA (+) atau harga saham menaik

4. BBNI (-) atau harga saham menurun

5. BBRI (+) atau harga saham menaik

6. BMRI (+) atau harga saham menaik

7. BBKP (-) atau harga saham menurun

8. BDMN (+) atau harga saham menaik

9. PTBA (+) atau harga saham menaik

10. ANTM (+) atau harga saham menaik

11. BUMI (+) atau harga saham menaik

12. SMGR (0) atau harga saham tidak berubah

13. TINS (+) atau harga saham menaik

14. ITMG (+) atau harga saham menaik

15. TLKM (+) atau harga saham menaik

16. BTEL (0) atau harga saham tidak berubah

17. FREN (-) atau harga saham menurun

18. EXCL (0) atau harga saham tidak berubah

19. MNCN (-) atau harga saham menurun

20. UNSP (+) atau harga saham menaik

21. BRPT (-) atau harga saham menurun

22. KLBF (-) atau harga saham menurun

23. JSMR (-) atau harga saham menurun

24. WIKA (+) atau harga saham menaik

25. UNVR (+) atau harga saham menaik

26. GGRM (-) atau harga saham menurun

27. INTP (-) atau harga saham menurun

28. BLTA (0) atau harga saham tidak berubah

29. META (+) atau harga saham menaik

30. RAJA (-) atau harga saham menurun

31. INDF (+) atau harga saham menaik

32. INCO (+) atau harga saham menaik

33. TRUB (0) atau harga saham tidak berubah

34. SMCB (+) atau harga saham menaik

35. ISAT (+) atau harga saham menaik

36. MEDC (+) atau harga saham menaik

-------------------------------------------------------------------------

Jumlah harga saham yang menurun = 25

Jumlah harga saham yang menaik = 9

Jumlah harga saham yang tidak berubah = 2

Prosentase jumlah saham yang harganya menurun = 69,44%

Prosentase jumlah saham yang harganya menaik = 25,00%

Prosentase jumlah saham yang harganya tidak berubah = 5,56%

Thursday, July 23, 2009

Pengaruh Insiden Bom Terhadap Perubahan Harga Saham

Sub Judul:

Perubahan Harga Saham Sebelum dan Sesudah Insiden Bom di Dua Hotel di Jakarta pada 17 Juli 2009 dan Mobilitas Modal di Pasar Saham*.

Oleh: Dr. Ir. Abdul Madjid Rohim, MS**


Abstrak

Penelitian pengaruh peristiwa insiden bom di Jakarta tanggal 17 Juli 2009 terhadap perubahan harga saham dan mobilitas modal investor diteliti secara online (cyber space) pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id serta data media TV yaitu MetroTV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar). Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh peristiwa insiden bom di Jakarta terhadap perubahan harga saham perusahan di Indonesia dan arah mobilitas modal investor saat insiden berlangsung. Penelitian menggunakan metode sampling terhadap 28 saham yang aktif diperdagangkan. Peubah utama yang diamati adalah harga saham sebelum insiden dan harga saham setelah insiden bom di Jakarta, dan perubahan harga saham antara sebelum dan setelah insiden bom di jakarta. Selanjutnya data dianalisis untuk mengetahui prosentase harga saham yang mengalami penurunan dan penaikan akibat peristiwa insiden bom di Jakarta dan juga dianalisis mobilitas dana investor saat insiden terjadi. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa peristiwa insiden bom di Jakarta berpengaruh terhadap penurunan sebagian besar harga saham yang diperdagangkan di Indonesia yaitu sebesar 64,29%. Saat insiden terindikasi adanya mobilitas dana ke saham BUMN dan perbankan.


-------------------------------------------------------------------------

Keterangan:

* : Judul hasil penelitian mandiri secara online terhadap kondisi Indonesia saat ini.

**: Pengamat Harga Saham sejak tahun 1985



I. Pendahuluan

Kondisi ekonomi global yang kurang menguntungkan berpengaruh terhadap sebagian besar harga saham di berbagai pasar saham dunia termasuk di pasar saham di Indonesia.

Upaya setiap pemerintahan di Dunia untuk memulihkan kondisi ekonomi tersebut baru mulai terlihat kembali menggerakkan ekonomi global. Kondsisi ini terindikasi dari harga BBM yang mulai naik sebagai penciri terjadinya pergerakan sektor industri sehingga demand mulai meningkat dan diikuti harga BBM mulai membaik, kondisi tersebut juga diikuti dengan mulai bergerak positifnya sebagaian besar harga saham di dunia dan begitu pula di Indonesia. Harga saham dari sebagian besar perusahaan di Indonesia sebelum insiden berada pada kondisi lebih rendah dan mulai bergerak membaik. Akan tetapi, pada hari Jumat tanggal 17 Juli 2009 pagi di Jakarta terjadi peledakan bom pada dua hotel ternama yaitu JW Mariot dan Ritz Carlton. Peristiwa insiden Bom ini diduga berpengaruh terhadap berbagai sektor termasuk juga sektor financial, khusunya perdagangan saham.

Penelitian ini berupaya untuk mengetahui apakah peristiwa insiden bom di Jakarta tersebut berpengaruh terhadap perubahan harga saham dari harga saham berbagai perusahaan di Indonesia. Penelitian ini dilaksanakan secara online dengan kajian di dunia cyber pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrading.co.id


Penelitian ini bertujuan:

1. untuk mengetahui pengaruh dari peristiwa insiden bom di dua hotel Jakarta terhadap perubahan harga saham yang diperdagangkan di idx.co.id dan etrading.co.id

2. untuk mengetahui adanya mobilitas dana investor pasar saham akibat insiden bom di Jakarta.



II. Bahan dan Metode Penelitian


2.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara online (cyber space) pada hari Kamis tanggal 16 Juli 2009 yaitu sehari sebelum kejadian insiden bom di Jakarta dan hari Jumat Sore Jam 17.00 tanggal 17 juli 2009, yaitu 8 jam setelah peristiwa insiden bom terjadi.

2.2 Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan adalah data harga saham dari 28 perusahaan yang go publik dan aktif diperdagangkan meliputi harga saham dari perusahaan dengan kode berikut: WIKA, JSMR, PTBA, TLKM, MNCN, UNSP, BBRI, FREN, ASII, BBCA, BDMN, ANTM, BUMI, UNVR, ITMG, BMRI, GGRM, INTP, BLTA, SMGR, KLBF, EXCL, BRPT, META, BBKP, BTEL, BBNI, dan TINS.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian meliputi: komputer (laptop), jaringan internet, dan media TV yaitu Metro TV (Bisnis Hari Ini) dan TV One (Kabar Pasar), serta software pergerakan harga saham yang tersaji pada web http://www.idx.co.id dan http://www.etrating.co.id.

2.3 Metode Penelitian

Penelitian dilakukan dengan metode sampling. Jumlah sampel yang diamati sebanyak 28 perusahaan yang sudah go publik. Keduapuluh delapan perusahaan ini termasuk kategori aktif diperdagangkan sahamnya berdasarkan website idx.co.id dan etrading.co.id serta tertayang di media Metrotv (Bisnis Hari Ini) dan Tvone (Kabar Pasar).

2.4 Peubah Yang Diamati

Penelitian ini mengamati harga saham saat sebelum kejadian yaitu harga saham pada hari kamis tanggal 16 Juli 2009 dan harga saham saat 8 jam setelah kejadian yaitu pada sesi penutupan harga saham hari Jumat 17 Juli 2009.

2.5 Analisis Data

Data hasil pengamatan sehari sebelum kejadian insiden bom di Jakarta dibandingkan dengan harga saham pada 8 jam setelah kejadian insiden bom di Jakarta. Kedua data tersebut diselisihkan antara sebelum dan sesudah kejadian dan akan diperoleh nlai harga yang negatif, nol, dan positif. Nilai negatif menandakan bahwa harga saham mengalami penurunan setelah kejadian, nilai nol menandakan bahwa harga saham perusahan tersebut tidak dipengaruhi kejadian insiden dan nilai positif menandakan bahwa harga saham menaik setelah kejadian insiden. Selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk prosentase penurunan dan prosentase kenaikan harga saham akibat insident.


III. Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil kajian terhadap data sehari sebelum kejadian dan data 8 jam setelah kejadian diketahui bahwa terdapat 18 perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan atau sebesar 64,29%., 2 perusahaan yang harga sahamnya tetap tidak mengalami perubahan atau sebesar 7,14%, dan 8 perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan atau sebesar 28,57% (Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3).


Delapan belas (18) perusahaan yang harga sahamnya mengalami penurunan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: WIKA, JSMR, MNCN, FREN, ASII, ANTM, BUMI, ITMG, GGRM, INTP, BLTA, KLBF, BRPT, META, BBKP, BTEL, BBNI, DAN TINS.

Dua (2) perusahaan yang harga sahamnya tidak mengalami perubahan terdiri dari perusahaan dengan kode: SMGR dan EXCL.


Delapan (8) perusahaan yang harga sahamnya mengalami kenaikan meliputi perusahaan dengan kode sebagai berikut: PTBA, TLKM, UNSP, BBRI, BBCA, BDMN, UNVR, dan BMRI.


Berdasarkan hasil analisis data tersebut diketahui bahwa sebagian besar saham perusahaan mengalami penurunan harga saham atau mengalami pengaruh negatif yaitu sebesar 64,29% akibat kejadian insiden bom di Jakarta yang terjadi hari Jumat 17 Juli 2009 antara pukul 07.30 s/d 08.00 wib tersebut.

Terjadinya penurunan harga saham tersebut dikarenakan para investor khawatir terhadap dampak kelanjutan dari peristiwa insident bom di Jakarta, sehingga sebagian besar mereka melakukan penjualan saham sehingga harga saham dari 18 perusahaan mengalami penurunan.


Akan tetapi, sebagian dari para investor tersebut juga melakukan tindakan mengamanan terhadap dana mereka dengan cara melakukan peralihan dana ke pembelian saham pada perusahaan BUMN yaitu sebesar 50% dan ke sektor perbankan yaitu sebesar 50%. Peralihan dana ke saham yang diduga lebih aman tersebut menyebabkan terjadinya kenaikan harga saham yang terjadi pada sebagian besar dari 8 perusahaan tersebut.


IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Peristiwa insiden bom di dua hotel ternama di Jakarta (Hotel JW Mariot dan Ritz Carlton) pada hari Jumat 17 Juli 2009 pagi berpengaruh terhadap penurunan harga saham pada sebagian besar perusahaan yang sahamnya diperdagangkan yaitu sebesar 64, 29%.

2. Peristiwa insiden bom di Jakarta berpengaruh terhadap peralihan dana investor ke pembelian saham BUMN sebesar 50% dan ke sektor perbankan sebesar 50%, sehingga berpengaruh positif terhadap perusahaan tempat peralihan dana tersebut.


Lampiran

Lampiran 1. Data harga saham sebelum insiden bom di Jakarta pada tanggal 16 juli 2009 dari 28 perusahaan.

--------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan dan Harga Sebelum Insiden Bom (16 Juli 2009)

--------------------------------------------------------------------------

1. WIKA 335

2. JSMR 1.650

3. PTBA 10.950

4. TLKM 7.900

5. MNCN 275

6. UNSP 610

7. BBRI 6.500

8. FREN 57

9. ASII 27.750

10. BBCA 3.625

11. BDMN 4.776

12. ANTM 1.920

13. BUMI 1.920

14. UNVR 10.700

15. ITMG 19.550

16. BMRI 3.350

17. GGRM 14.200

18. INTP 8.450

19. BLTA 790

20. SMGR 5.500

21. KLBF 1.040

22. EXCL 1.280

23. BRPT 1.230

24. META 118

25. BBKP 355

26. BTEL 129

27. BBNI 1.810

28. TINS 1.890

---------------------------------------------------------------------------



Lampiran 2. Data harga saham setelah 8 jam insiden bom di Jakarta dari 28 perusahaan.


--------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Harga Setelah 8 Jam Insiden Bom (17 Juli 2009)

--------------------------------------------------------------------------
1. WIKA 330

2. JSMR 1.620

3. PTBA 11.200

4. TLKM 8.000

5. MNCN 270

6. UNSP 660

7. BBRI 6.800

8. FREN 56

9. ASII 27.250

10. BBCA 3.700

11. BDMN 4.900

12. ANTM 1.900

13. BUMI 1.850

14. UNVR 10.850

15. ITMG 19.500

16. BMRI 3.375

17. GGRM 14.050

18. INTP 8.200

19. BLTA 760

20. SMGR 5.500

21. KLBF 1.030

22. EXCL 1.280

23. BRPT 1.190

24. META 117

25. BBKP 350

26. BTEL 126

27. BBNI 1.780

28. TINS 1.870

-------------------------------------------------------------------------




Lampiran 3. Data perubahan harga saham dari 28 perusahaan (17 Juli 2009)

--------------------------------------------------------------------------

No. Kode Perusahaan Perubahan Harga Saham

--------------------------------------------------------------------------

1. WIKA (-) atau Harga Menurun

2. JSMR (-) atau Harga Menurun

3. PTBA (+) atau Harga Menaik

4. TLKM (+) atau Harga Menaik

5. MNCN (-) atau Harga Menurun

6. UNSP (+) atau Harga Menaik

7. BBRI (+) atau Harga Menaik

8. FREN (-) atau Harga Menurun

9. ASII (-) atau Harga Menurun

10. BBCA (+) atau Harga Menaik

11. BDMN (+) atau Harga Menaik

12. ANTM (-) atau Harga Menurun

13. BUMI (-) atau Harga Menurun

14. UNVR (+) atau Harga Menaik

15. ITMG (-) atau Harga Menurun

16. BMRI (+) atau Harga Menaik

17. GGRM (-) atau Harga Menurun

18. INTP (-) atau Harga Menurun

19. BLTA (-) atau Harga Menurun

20. SMGR (0) atau Harga Tidak Berubah

21. KLBF (-) atau Harga Menurun

22. EXCL (0) atau Harga Tidak Berubah

23. BRPT (-) atau Harga Menurun

24. META (-) atau Harga Menurun

25. BBKP (-) atau Harga Menurun

26. BTEL (-) atau Harga Menurun

27. BBNI (-) atau Harga Menurun

28. TINS (-) atau Harga Menurun

----------------------------------------------------------------------

Jumlah harga saham yang menurun = 18

Jumlah harga saham yang menaik = 8

Jumlah harga saham yang tidak berubah = 2

Prosentase jumlah saham yang harganya menurun = 64,29%

Prosentase jumlah saham yang harganya menaik = 28,57%

Prosentase jumlah saham yang harganya tidak berubah = 7,14%